METODOLOGI PENELITIAN 2
“Teknik
Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif”
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
W.r. W.b
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga tugas makalah kelompok Metodologi Penelitian 2 “Teknik
Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif” ini dapat
penulis selesaikan, meskipun dalam bentuk yang sederhana dengan segala
kekurangan.
Sholawat
serta salam penulis tujukan kepada Nabi
Muhammad SAW., yang kita nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti.
Tentunya,
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, demi tercapainya makalah berikutnya yang lebih
baik lagi.
Akhirnya
penulis berharap mudah-mudahan tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum W.r.
W.b
Metro, April 2014
Penulis
Pendahuluan
Dalam penelitian sosial, masalah
penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun
kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu berbeda
berdasarkan filosofis dan metodologis. Masalah kuantitatif lebih umum memiliki
wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan.
Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada
ruang yang sempit
dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak
terbatas.
Pendekatan
kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada
pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata,
laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang
alami. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.
Penelitian
kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam
penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu,
peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya,
menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas.
Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian
kualitatif digunakan jika masalah belum jelas,
untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk
mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah
perkembangan.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam
menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya
dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian
(tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan
kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji
validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan
sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau
menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai
dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang
dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam
menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya
dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian
(tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah
teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat
data yang valid dan reliable.
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas
data hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas
pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan
reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan
cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen
yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan
data yang valid atau reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan
secara tepat dalam pengumpulan datanya. Untuk mengetahui bagaimana teknik
pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif maka akan diuraikan pada pembahasan
selanjutnya.
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data
adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian
yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan pengumpulan data
dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan hasil suatu
penelitian.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan
kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji
validitas dan reliabilitasnya.
Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai
proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring
berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan
lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan
melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi
tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan
proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif.
Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai
kegiatan peneliti dalam upaya mengumpulkan
sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
(untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian
kuantitatif).
Dan data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan
untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena
data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan, data
yang dikumpulkan haruslah data yang benar. Agar data yang dikumpulkan baik dan
benar, instrument pengumpulan datanya pun harus baik.
Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh
metodologi penelitian, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian
kualitatif dikenal teknik pengumpulan data: observasi, focus group discussion
(FGD), wawancara mendalam (indent interview), dan studi kasus (case study).
B. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data
dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1).
wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan 4). diskusi terfokus (Focus
Group Discussion). Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Sebelum
masing-masing teknik tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini
bahwa hal sangat penting yang harus
dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik
tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah
mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi,
mana yang harus kedua-duanya dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada
jenis informasi yang diperoleh.
a. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi
untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan
informan atau subjek penelitian (Emzir, 2010: 50). Dengan kemajuan teknologi
informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka,
yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan
kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau
tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain
sebelumnya.
Byrne (2001) menyarankan agar sebelum memilih
wawancara sebagai metoda pengumpulan data, peneliti harus menentukan apakah
pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan tepat oleh orang yang dipilih
sebagai partisipan. Studi hipotesis perlu digunakan untuk menggambarkan satu
proses yang digunakan peneliti untuk memfasilitasi wawancara.
Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa
tahapan yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara, yaitu:
a) The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi
lapangan penelitian yang sebenarnya untuk membantu dalam merencanakan
pengambilan data. Hal-hal yang perlu diketahui untuk menunjang pelaksanaan
pengambilan data meliputi tempat pengambilan data, waktu dan lamanya wawancara,
serta biaya yang dibutuhkan.
b) The actors, mendapatkan data tentang
karakteristik calon partisipan. Di dalamnya termasuk situasi yang lebih disukai
partisipan, kalimat pembuka, pembicaraan pendahuluan dan sikap peneliti dalam
melakukan pendekatan.
c) The
events, menyusun protokol wawancara.
Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1).
wawancara mendalam (in-depth interview), di mana peneliti menggali informasi
secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan
bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya
sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali. 2). wawancara terarah
(guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang
telah disiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara
terarah memiliki kelemahan, yakni suasana tidak hidup, karena peneliti
terikat dengan pertanyaan yang telah
disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih
memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka dengan
informan, sehingga suasana terasa kaku.
b. Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah
satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian
kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan
pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh
informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi
berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu,
dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran
riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian (Guba
dan Lincoln, 1981: 191-193).
Metode observasi
adalah suatu usaha sadar untuk
mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang
terstandar.[1]
Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk
observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur,
dan 3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:
Observasi partisipasi adalah (participant
observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun
data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat
dalam keseharian informan.
Observasi
tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman
observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan
perkembangan yang terjadi di lapangan.
Observasi
kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap
sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.
c. Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi
juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan
harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya.
Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang
terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai
semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna
(Faisal, 1990: 77).
d. Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat
Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok
orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang
peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana
nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk
menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk
kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang
mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih
objektif.
PENUTUP
Kesimpulan
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah
teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat
data yang valid dan reliable.
Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan
kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji
validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan
sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau
menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai
dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang
dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan
kondisi tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses
yang menggambarkan proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
setting dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya
data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural seting), pada laboratorium
dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain.
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
interview, kuesioner (angket), observasi.
Dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data
dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1).
wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan 4). diskusi terfokus (Focus
Group Discussion). Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami. Sebelum masing-masing teknik tersebut
diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting yang harus dipahami oleh setiap peneliti
adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh
informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik
wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya
dilakukan. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang
diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitaif dan Kualitatif).
Jakarta: Gaung Persada Group
Sanafiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan
Aplikasi. Malang: YA3
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: ALFABETA. 2012 (cet. 15)
[1] Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 265
info yang bagus untuk tahu cara mengumpulkan data kualitatif melalui wawancara
BalasHapus